Begitu menyenangkan saat melihat manisan buah dengan warna. yang cerah dan segar. Namun begitu dikonsumsi, ternyata rasanya tak seperti yang diharapkan. Anda pernah mengalami hal tersebut? Bila pernah, berhati-hatilah. Bisa saja si pembuat makanan menambahkan pewarna yang tak semestinya digunakan untuk makanan, agar makanan produk mereka terlihat meyakinkan. Pewarna tekstil yang mempunyai daya warna lebih kuat dan meyakinkan banyak digunakan oleh pedagang yang tak bertanggung jawab. Salah satunya adalah Rhodamin B, yang oleh pemerintah telah dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan (BTP) dalam makanan.
Apa itu Rhodamin B?
Rhodamin B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam larutan akan berwarna merah terang berpendar/ berfluorosensi. Rhodamin B merupakan zat warna golongan xanthenesdyes yang digunakan pada industri tekstil dan kertas, sebagai pewarna kain, kosmetika, produk pembersih mulut, dan sabun. Nama lain rhodamin B adalah Dand C Redno 19. Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine, dan Brilliant Pink
Penggunaan rhodamin B dalam pangan tentu berbahaya bagi kesehatan. Adanya produsen pangan yang menggunakan rhoda min B pada produknya mungkin disebabkan oleh pengetahuan yang tidak memadai mengenai bahaya penggunaan bahan kim ia tersebut bagi kesehatan dan juga karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Selain itu, rhodamin B sering di gunakan sebagai pewarna makanan karena harganya relatif lebih murah daripada pewarna sintetis untuk pangan, warna yang di hasilkan lebih menarik dan tingkat stabilitas warnanya lebih baik daripada pewarna alami. Rhodamin B sering digunakan pada pembuatan kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar-agar, aromanis/kembang gula, manisan, sosis, sirop, minuman, dan lain lain. Ciri-ciri pangan yang mengandung rhodamin B antara lain warnanya cerah mengilap dan mencolok, terkadang warnanya tidak homogen (rata), ada gumpalan warna pada produk, dan bila dikonsumsi berasa sedikit pahit. Biasanya produk pangan sang mengandung rhodamin B tidak mencantumkan kode, label, merek, atau identitas lainnya.
Bahaya rhodamin B bagi kesehatan
Menurut WHO, rhodamin B berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat kimia dan kandungan logam beratnya. Rhodamin B. mengandung senyawa klorin (CI). Senyawa klorin merupakan senyawa halogen yang berbahaya dan reaktif. Jika tertelan maka senyawa ini akan berusaha mencapai kestabilan di dalam tubuh dengan mengikat senyawa lain. Hal inilah yang meracuni tubuh. Selain itu, rhodamin B juga memiliki senyawa pengalkilasi (CH3 CH3) yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh.
Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai tahun 1984 mengingat rhodamin B termasuk bahan karsinogen (penyebab kanker) yang kuat. Uji toksisitas rhodamin B yang dilakukan terhadap mencit dan tikus telah membuktikan adanya efek karsinogenik tersebut. Konsumsi rhodamin B dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan menyebabkan timbulnya kanker hati.
Penanganan keracunan
Pada umumnya bahaya akibat pengonsumsian rhodamin B akan muncul jika zat warna ini dikonsumsi dalam jangka panjang. Tetapi perlu diketahui bahwa rhodamin B juga dapat menimbulkan efek akut jika tertelan sebanyak 500 mg/kg BB, yang merupakan dosis toksiknya. Efek toksik yang mungkin terjadi adalah iritasi saluran cerna. Jika hal tersebut terjadi maka tindakan yang harus dilakukan antara lain segera berkumur, jangan menginduksi. muntah, serta periksa bibir dan mulut jika ada jaringan yang terkena zat beracun. Jika terjadi muntah, atur agar posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah muntahan masuk ke saluran pernapasan (aspirasi paru). Longgarkan baju, dasi, dan ikat pinggang untuk melancarkan pernapasan. Jika diperlukan segera bawa pasien ke rumah sakit atau dokter terdekat.
Pencegahan keracunan
Hindari penggunaan rhodamin B dalam pangan dan hindari mengonsumsi makanan yang mengandung rhodamin B. Lebih lengkapnya, untuk mencegah efek jangka panjang dari rhodamin B akibat tertelan secara tidak sengaja, lebih baik lakukan tindakan pencegahan dengan cara:
1. Lebih teliti dalam membeli produk pangan, misalnya dengan menghindari jajanan yang berwarna terlalu mencolok, teru tama jajanan yang dijual di pinggir jalan..
2. Mengenali kode registrasi produk, misalnya produk pangan yang sudah terdaftar di Badan POM atau untuk pangan in dustri rumah tangga sudah terdaftar di Dinas Kesehatan se tempat.
3. Tidak membeli produk yang tidak mencantumkan informasi kandungannya pada labelnya.
Ancaman terbesar ada pada makanan/jajanan anak-anak. Hal ini yang harus menjadi perhatian karena konsumen terbe sar yang mengonsumsi makanan mengandung rhodamin B adalah anak sekolah. Mereka belum bisa memilih makanan yang aman dan sehat untuk dikonsumsi. Apa lagi jajanan yang sering mereka beli di pedagang kaki lima di lingkungan sekolah ma
sh diragukan keamanannya. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di sekolah-sekolah di Jakarta, ditemukan jajanan yang mengandung rhodamin B. Es sirop berwarna merah mencolok biasanya dijual 500 rupiah dan saos tanpa merek untuk cam puran bakso dan cilok positif mengandung rhodamin B. Para pedagang menjajakan jajanan tersebut karena anak-anak suka membeli makanan yang berwarna dan karena harganya murah.
Selain dalam jajanan, rhodamin B juga sering ditemukan dalam kerupuk, terasi, dan jajanan pasar yang berwarna mencolok. Pada produk kosmetik, rhodamin B biasa ditemukan pada lipstik yang berwarna merah mencolok, lipstik yang water proof (tahan air), blush on (pemerah pipi), dll. Walau digunakan di luar tubuh, pemakaian rhodamin juga dapat menimbulkan bahaya. Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kerusakan hati.
Masyarakat sebagai konsumen harus waspada dalam memilih makanan dan produk kosmetik. Ciri-ciri produk yang mengandung pewarna rhodamin B, warna merah mencolok dan cenderung berpendar, memiliki banyak titik warna karena tidak homogen. Pada kerupuk, es puter, dan lipstik akan terlihat titik-titik warna yang tidak merata. Agar anak-anak sekolah lebih hati-hati dalam membeli jajanan, sebaiknya dilakukan penyuluhan ke sekolah sekolah dan kepada pedagang tentang bahaya rhodamin B.