Manfaat Dan Bahaya Aseton

Bosan dengan warna kutek dan ingin menggantinya dengan warna lain? Beli saja nail remover, masalah selesai. Sebenarnya nail remover adalah aseton dengan konsentrasi tertentu. Sebagai pelarut organik, aseton efektif dalam melarutkan bermacam macam material seperti tinta, kutek dan berbagai material lain Seperti bahan kimia lain, aseton juga mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan. Oleh sebab itu kita wajib mengenalnya agar dapat melakukan tindakan preventif atas efek negatifnya.

Apakah aseton itu?

Aseton adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan senyawa dari golongan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietileter, dll. Aseton sendiri merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa kimia lain. Salah satu ciri dari aseton sebagai cairan adalah mudah sekali menguap. Ciri lain dari aseton adalah mudah terbakar dan biasanya diproduksi tanpa warna. Senyawa ini memiliki bau seperti buah mint dan memiliki rasa pedas. Selain dalam tubuh manusia, secara alami, senyawa dengan rumus kimia C3H60 ini juga bisa ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, pohon, gas vulkanik, dan gas akibat terjadinya kebakaran hutan. Perilaku manusia yang bisa menyebabkan hadirnya aseton adalah asap rokok, sisa asap kendaraan bermotor, dan pembuangan akhi sampah atau tempat penampungan limbah.

Pemakaian aseton

Dalam kehidupan sehari-hari, aseton biasa digunakan sebag pelarut untuk berbagai macam zat lain. Beberapa produk yan bisa dilarutkan oleh aseton adalah cat, minyak, lilin, resin, plastik, dan lem. Kegunaan lain dari zat ini adalah sebagai salah satu bahan pembuat plastik, serat, obat-obatan, rayon, film fotografi, bubuk tanpa asam, dan bahan kimia lain. Pemanfaatan lain dari aseton dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk pembersihan dan pengeringan, cairan penghilang kutek (nail remover). Bila digunakan dengan benar, aseton hanya akan menimbulkan risiko kecil pada kesehatan. Namun bila salah penanganan maka akan dapat berakibat fatal.

Dalam industri rumah tangga dan kosmetik, aseton dipakai dalam berbagai produk, seperti produk pembersih alat-alat rumah tangga, deterjen, semen, karet, pembersih kutek, pembersih cat, lin, semir, dan perekat karet.

Aseton dapat membuat seseorang keracunan

Meski umum digunakan sebagai bahan untuk keperluan rumah tangga, kecantikan, dan industri, aseton bisa mendatangkan efek berbahaya bagi tubuh manusia. Keracunan aseton biasa disebut ketoasidosis, terjadi bilamana jumlah aseton dalam tubuh melebihi ambang batas normal.

Keracunan aseton bisa disebabkan oleh aseton yang berasal dan dalam tubuh maupun dari lingkungan sekitar. Yang berasal dari dalam tubuh terjadi ketika jumlah keton dalam tubuh terlalu tinggi. Kondisi medis tertentu juga memungkinkan tubuh mengalami ketoasidosis.

Kondisi medis yang bersifat metabolik, seperti diabetes tipel dan tipe2, memungkinkan terjadinya aseton berlebih dalam tubuh Hal tersebut terjadi terutama ketika glukosa di dalam tubuh tidak terolah dengan baik. Bukan hanya penyakit metabolik, seseorang yang mengalami kelaparan dalam jangka panjang juga berisiko mengalami ketoasidosis. Saat kelaparan jangka panjang terjadi, timbunan karbohidrat dalam tubuh habis sehingga sel-sel dalam tubuh mulai memecah cadangan lemak menjadi keton. Kadar keton jadi melonjak sehingga hati tidak mampu memroses dengan baik. Hal itu akan menyebabkan keton jadi melimpah dalam darah dan terjadilah ketoasidosis.

Keracunan aseton juga bisa terjadi ketika zat ini terhirup, tertelan, atau terserap melalui kulit. Aseton bisa masuk ke tubuh jika seseorang menghirup asap rokok. Cara lain yang memungkinkan adalah jika seseorang terpapar isopropil alkohol yang biasa digunakan sebagai pelarut atau untuk keperluan medis. Keberadaan isopropil alkohol dalam tubuh bisa berubah menjadi aseton.

Beberapa produk yang mengandung aseton dan banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga juga bisa menjadi penyebab terjadinya ketoasidosis. Makanan dan minuman yang dikonsumsi mungkin saja mengandung aseton. Hal tersebut bisa terjadi ketika rumah terletak di lokasi yang melepaskan emisi aseton secara berlebihan, seperti jalan raya dan tempat penampungan limbah atau TPA.

Orang-orang yang bekerja di pabrik pembuatan cat, plastik, sepatu, serat sintetis, dan bahan kimia juga menghadapi risiko terpapar aseton. Para pekerja yang memakai cat, pelarut, lem, dan produk pembersih bisa mengalami hal yang sama.

Akibat keracunan aseton

Beruntung, jarang sekali orang mengalami keracunan aseton. Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk memecah aseton secara alami. Bahkan meski dalam jumlah besar sekalipun, tubuh manusia tetap bisa memprosesnya. Keracunan aseton bisa terjadi jika seseorang menelan atau menghirup zat ini dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat. Jika seseorang mengalami keracunan zat ini dalam tingkat ringan, maka dia bisa mengalami sakit kepala, lesu, bicara cadel, muncul rasa manis di mulut, dan berkurangnya koordinasi tubuh.

Gejala berat dari keracunan aseton bisa berupa tekanan darah rendah, pingsan, dan koma.

Akibat lain yang bisa terjadi adalah kejang, gangguan pernapasan, iritasi saluran pernapasan, mata terbakar, bahkan kematian. Cara terbaik yang bisa dilakukan jika seseorang merasa terpapar aseton adalah segera menghubungi dokter.


Share:

Popular Posts

Recent Posts