Asam salisilat sering disebut aspirin. Aspirin adalah analgetik dan anti-inflamasi. Penelitian menunjukkan bahwa aspirin dapat mengurangi jumlah asam folat dalam darah, meskipun kepastian perubahan belum terbukti.
Asam salisilat (asam ortohidroksi benzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang dibagi dalam 2 kelas, yaitu ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling terkenal adalah asam asetil salisilat.
Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa Latin: salix), yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti Cherokee. Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan.
Asam salisilat (ortho-hydroxy benzoik acid) dapat mencegah terjadinya penjamuran pada buah dan telah digunakan dalam pabrik cuka. Namun penggunaan asam salisilat sebagai pengawet makanan seperti yang diatur pemerintah Amerika pada tahun 1904 disalahgunakan untuk mengawetkan makanan oleh produsen makanan yang nakal.
Penggunaan asam salisilat
Asam salisilat banyak digunakan sebagai bahan aktif obat topikal murah untuk mengobati sejumlah masalah kulit, seperti jerawat, kutil, ketombe, psoriasis, dan masalah kulit lainnya. Asam salisilat a bisa digunakan untuk mengawetkan makanan, antiseptik, dan campuran pasta gigi. Asam salisilat juga digunakan sebagai juga bahan utama aspirin. Ketika digunakan untuk mengobati jerawat, asam salisilat mencegah sel-sel kulit mati menutup folikel rambut sehingga mencegah penyumbatan pori-pori yang dapat menyebabkan jerawat. Asam salisilat juga membantu menghilangkan sel-sel kulit mati dari lapisan kulit. Untuk mengobati kutil diperlukan asam salisilat dengan dosis tinggi.
Dalam dunia medis, asam salisilat banyak digunakan dan diaplikasikan dalam berbagai pengobatan. Dalam dermatologi, asam salisilat mempunyai khasiat keratolitik yang dapat membantu pengelupasan sel kulit mati agar lebih mudah dan cepat. Asam salisilat juga dapat dimanfaatkan menjadi salep yang berfungsi untuk menghilangkan panu, kadas, kurap. Selain salep, asam salisilat yang diesterifikasikan dengan metanol dapat menghasilkan metil salisilat atau yang biasa dijual dengan nama minyak gandapura, yang digunakan untuk meredakan nyeri otot dan persendiaan seperti sakit syaraf, sakit punggung, radang selaput dada, dan rematik. Selain itu, metil salisilat sering digunakan sebagai bahan farmasi, penyedap rasa, kosmetik, serta parfum.
Pada kulit kepala, asam salisilat dikombinasikan dengan sampo, menghasilkan sampo antiketombe yang dapat mengurangi lapisan ketombe pada kulit kepala.
Asam salisilat yang diesterifikasi dengan asam asetat dapat menghasilkan asam asetil salisilat yang dapat dimanfaatkan sebagai zat analgesik dan zat antipiretik seperti aspirin yang digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam, dan juga sakit jantung.
Bahaya asam salisilat bagi kesehatan
Di samping efek positifnya bagi tubuh, penggunaan asam salisilat yang tidak pada tempatnya juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu fungsi asam salisilat adalah sebagai pengawet makanan, namun memberikan efek negatif bagi kesehatan. Beberapa efek negatif lain perlahan muncul setelah beberapa kali diadakan penelitian. Penggunaan asam salisilat di atas kadar 6% dapat berdampak destruktif pada jaringan jaringan yang ada di tubuh. Penggunaan asam salisilat sebagai pengawet bahan makanan di Indonesia telah dilarang. Asam salisilat menyebabkan iritasi kuat ketika terhirup atau tertelan. Bahkan ketika ditambah air, asam salisilat tetap memberikan gangguan kesehatan pada tubuh karena dapat menyebabkan nyeri, mual, dan muntah jika tertelan.
Secara umum, asam salisilat yang digunakan sebagai pengawet sayuran akan dapat membuat sayuran tersebut bertahan dari berbagai penyakit. Namun jika masuk secara berlebihan ke dalam sistem pencernaan maka akan dapat membuat konsumen menderita kanker saluran percernaan dan pengerasan dinding pembuluh darah yang tentu sangat merugikan bagi manusia itu sendiri.
Asam salisilat dilarang digunakan sebagai bahan pengawet makanan di Indonesia. Pasalnya, asam salisilat memiliki iritasi kuat ketika terhirup atau tertelan. Bahkan ketika ditambah air, asam salisilat tetap menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh karena dapat menyebabkan nyeri, mual, dan muntah.