Sianida akhir-akhir menjadi salah satu senyawa paling ngetrend Indonesia. Bagaimana tidak, kasus kopi bersianida yang membunuh Mirna Jakarta membuat heboh masyarakat. Banyak orang bertanya-tanya apakah sianida sehingga bisa membunuh orang dalam beberapa saja. Sianida sudah lama dikenal sebagai senyawa beracun yang sering dipakai sebagai agen untuk bunuh seperti yang terjadi dalam bunuh diri massal pengikut Hitler Nazi pasca kekalahan Jerman pada Perang Dunia Kedua.
Apa itu sianida?
Sianida (CN-) merupakan kelompok senyawa yang tersusun oleh atom karbon dan nitrogen (N). Kelompok senyawa ditemukan dalam bentuk gas Hidrogen sianida (HCN), maupun dalam bentuk garam, yakni potasium/kalium sianida (KCN) atau sodium/natrium sianida (NaCN).
Hidrogen sianida merupakan gas yang tidak berwarna, atau dalam temperatur tertentu berwarna biru pucat. Sedangkan dalam bentuk garam, racun ini mempunyai wujud sebagai kristal putih yang larut air. Racun sianida juga bisa dikenali dari baunya yang khas, yakni bau almond. Oleh karena itu, sianida sering disebut mempunyai rasa bitter almond atau almond yang pahit.
Di dalam tubuh, racun sianida menghambat kerja enzim cytochrome-x oxidase. Enzim ini berada dalam mitokondria, berfungsi mengikat oksigen untuk memenuhi kebutuhan pernapasan sel-sel tubuh. Jika enzim tersebut tidak bekerja karena dihambat racun sianida, sel-sel tubuh akan mengalami kematian.
Buah kepayang (keluwak) dan singkong karet secara alami menghasilkan senyawa Glikosida Sianida (Cyanide Glycoside) yang bila terpapar dalam tubuh dengan dosis tinggi akan membawa efek toksik pada tubuh yang dapat berujung pada kematian.
Sianida telah digunakan sejak ribuan tahun lalu. Sianida juga banyak digunakan pada saat Perang Dunia Pertama dan Kedua. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam beberapa menit.
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggang. Sianida umum terdapat pada ketela pohon dan kacang kara.
Sianida juga sering dijumpai pada daun salam, cherry, ubi, dan keluarga kacang-kacangan lain seperti kacang almond. Selain dari makanan, sianida juga dapat berasal dari rokok, bahan kimia yang digunakan pada proses pertambangan dan sumber lain seperti sisa pembakaran produk sintetis yang mengandung karbon dan nitrogen, misalnya plastik
Asam Sianida juga ada pada buah kepayang. Buah ke payang, kluwek, keluwek, ke luak, atau kluak (Pangiumedule Reinw) berasal dari pohon yang tumbuh liar atau setengah liar di banyak daerah di Indonesia. Biji keluwek dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indo nesia. Biji buah ini memberi warna hitam pada rawon, daging bumbu luwek, brongkos, serta sup konro. Bijinya memiliki salut biji yang bisa dimakan, bila mentah sangat beracun karena me ngandung asam sianida dengan konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu akan menyebabkan pusing (mabuk). Ra cun pada biji ini dapat dipakai pada mata panah. Biji ini aman diolah untuk makanan bila telah direbus dan direndam. Hal yang sama juga berlaku untuk singkong karet. Kandungan glikosida sianida dalam buah dan daun pohon singkong karet menimbul kan efek beracun bila dikonsumsi.
Pada darah perokok pasif dapat ditemukan sianida sekitar 0.06 ug/ml, sementara pada perokok aktif ditemukan sekitar 0.17 ug/ml sianida dalam darahnya. Sianida banyak digunakan pada industri, terutama dalam pembuatan garam seperti natrium, kalium atau kalsium sianida.
Gejala yang timbul akibat keracunan sianida
Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida bermacam macam; mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual, muntah, se sak napas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar. Apabila tidak ditangani dengan baik maka dapat mengakibatkan kematian. Pertolongan dan penanganan korban keracunan ini harus cepat dilakukan karena tindakan medis yang diberikan juga tergantung pada lamanya kontak dengan zat tok sik tersebut.
Jika sianida yang masuk dalam tubuh jumlahnya sedikit kecil maka sianida akan diubah menjadi tiosianat yang lebih aman dan diekskresikan melalui urin. Selain itu sianida akan berikatan dengan vitamin B, Tetapi bila jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang besar, tubuh tidak akan mampu mengubah sianida menjadi tiosianat maupun mengikatnya dengan vitamin B
Masuknya sianida ke dalam tubuh tidak hanya melewati saluran pencernaan tetapi dapat juga melalui saluran pernapasan, kulit dan mata. Gejala keracunan dapat timbul dalam hitungan detik sampai menit. Jika gas hidrogen sianida terhirup sebanyak 50 ml (pada 1.85 mmol/L) maka akan dapat berakibat fatal dalam waktu yang singkat.
Dalam peristiwa pembunuhan, racun sianida biasanya dioleskan pada pinggir gelas, dalam air minum, botol minum atau disuntikkan ke dalam es batu. Yang perlu dicermati, kontaminasi sianida tidak hanya terjadi saat zat tersebut masuk lewat mulut. Kebanyakan kasus keracunan malah terjadi saat gas atau butiran serbuknya terhirup lewat udara. Serbuk sianida ini juga berbahaya jika menempel pada kulit karena segera larut oleh keringat dan kemudian terserap masuk ke dalam tubuh melalui kulit.
Tingkat toksisitas sianida bermacam macam. Dosis letal/mematikan sianida adalah.
1. sam hidrosianik sekitar 2,500-5,000 mg-min/m3
2. Sianogen klorida sekitar 1,000 mg-min/m3.
3 Perkiraan dosis intravena 10 mg/kg.
4.Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/
Akibat yang timbul dari racun sianida tergantung jumlah paparan dan cara masuk ke tubuh, lewat pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak. Paparan dalam jumlah kecil mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah, sakit kepala, mual dan muntah serta detak jantung meningkat. Paparan dalam jumlah besar menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat, kehilangan kesadaran, gangguan paru serta gagal napas hingga korban meninggal.
Gejala yang paling cepat muncul setelah keracunan sianida adalah iritasi pada lidah dan membran mukus serta suara desir darah yang tidak teratur. Gejala yang timbul akibat sianida bermacam-macam, mulai dari rasa nyeri kepala, mual-muntah, sesak napas, dada berdebar, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar. Apabila tidak segera ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kematian. Gejala dan tanda awal yang terjadi setelah menghirup HCN atau menelan garam sianida adalah kecemasan, sakit kepala, mual, bingung, vertigo, sianosis (kebiruan), hipotensi (tekanan darah rendah. Tanda terakhir dari toksisitas sianida meliputi hipotensi, aritmia kompleks (gangguan irama jantung), gagal jantung, dan kematian. Tanda orang mengalami keracunan sianida dapat kita ketahui dengan mencium aromanya yang seperti almond pahit. Namun tidak semua manusia bisa mengetahui aroma dari racun ini. Kemungkinan hanya 20% manusia yang dapat menge tahui aromanya.
Pertolongan pertama untuk keracunan sianida
Pengobatan harus dilakukan secepatnya. Bila makanan diperki rakan masih ada di dalam lambung (kurang dari 4 jam setelah terpapar) dilakukan pencucian lambung atau membuat penderita muntah. Diberikan natrium tiosulfat 30% (sebagai anti dotum atau penawar racun) sebanyak 10-30 ml secara intravena per lahan. Bila sukar menemukan pembuluh darah vena maka dapat dilakukan venoklisis atau pemberian dilakukan secara intramusku lar. Sebelum pemberian natrium tiosulfat (selama mempersiapkan obat tersebut), pada penderita dapat diberikan amilnitrit secara inhalasi. Cara pemberian natrium tiosulfat ialah mula-mula de ngan menyuntikkan obat tersebut sebanyak 10 ml intravena, ke mudian penderita dicubit untuk mengetahui apakah kesadaran nya sudah pulih. Bila penderita belum sadar dapat diberikan lagi 10 ml natrium tiosulfat. Bila timbul sianosis atau tanda kebiruan pada kulit maka dapat diberikan oksigen untuk memulihkannya.